Kamis, 28 April 2016

Sandiaga Uno: Ibu saya galak, berkata kasar mulut saya dicabein

Politikus Gerindra Sandiaga Uno sudah 80 hari melakukan kerja-kerja politik demi sukses berkompentisi di Pilgub DKI Jakarta 2017. Sandiaga juga sudah mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik untuk ikut proses penjaringan calon Gubernur DKI Jakarta.
Sandiaga kerap melakukan blusukan ke rumah-rumah warga, pasar dan pusat keramaian demi dikenal masyarakat ibu kota. Banyak cerita lucu di balik blusukan Sandiaga bertemu masyarakat.
Sandiaga mengakui bahwa dirinya sangat tidak terkenal di masyarakat karena pekerjaannya sebagai pengusaha, bukan politisi ataupun pejabat negara. Hal ini yang menjadi kesulitan tersendiri melawan incumben Basuki T Purnama (Ahok).
Dia sering dicueki ketika hendak membuat acara di tengah masyarakat. Bahkan, ada warga yang mengaku sedang menunggu calon gubernur padahal orang tersebut ada di depan matanya.
“Dicuekin sering. Paling sering ngerjain juga dan teman-teman, mereka lagi nunggu, saya berhenti, turun saya jalan pelan-pelan, saya tanya warga yang nunggu di depan. Lagi nunggu siapa?” kata Sandiaga.
“Nunggu calon gubernur,” kata warga itu ditirukan Sandiaga.
Kemudian, teman yang di sebelahnya memberitahukan bahwa orang yang bertanya itu merupakan si calon gubernur yang sedang ditunggu. Namun sayang, orang yang memberitahu itu juga salah menyebut nama Sandiaga.
“Ah gimana sih, ini calon gubernurnya, namanya Sanjono,” kata seorang warga memberitahu temannya yang tak tahu.
“Wah saya sempat bangga juga ada yang tahu nama saya. Eh tapi ternyata namanya Sanjono” tutur Sandiaga sembari tertawa saat berkunjung ke redaksi merdeka.com, Kamis (28/4).
Minimnya popularitas tak menyurutkan niatnya untuk bertarung di Pilgub DKI. Menurut dia, justru karena tak dikenal itu membuatnya bekerja keras untuk memperkenalkan diri kepada warga Jakarta jelang Pilgub DKI yang akan digelar pada Februari 2017 nanti.
Sumber Referensi : Merdeka

SSU: Masyarakat Pendukung Sandiaga Uno Tumbuh Subur

Pergerakan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno santer disebut-sebut meluas. Hal itu terlihat dari pergerakan sebagian kelompok masyarakat pendukung Sandiaga Uno kian tumbuh sumbur muncul dimana-mana.

Kordinator Sahabat Sandiaga Uno Anggawira saat di sela-sela deklarasi Sahabat Nusantara Untuk Sandiaga Uno beberapa waktu lalu mengakui hingga saat ini memang sudah bermunculan puluhan kelompok relawan yang lahir dan berkembang.
“Kami sebagai kelompok masyarakat yang sedari awal mendorong kepemimpinan Bang Sandi di DKI Jakarta menyambut baik hal ini. Ini menandakan Bang Sandi itu semakin di cintai oleh beragam kalangan masyarakat dan menjadi alternatif kepemimpinan di DKI Jakarta dan Nasional,” kata Anggawira dalam keterangan resmi, Rabu (27/4/2016).

Menanggapi rumor yang berkembang bahwasannya Partai Gerindra mencari figur lain, Anggawira yang juga Fungsionaris DPP Partai Gerindra menyampaikan proses yang berjalan harus dihormati dan dicermati. Partai Gerindra, kata Anggawira, secara objektif akan terus melakukan penilaian dengan parameter yang terukur dan tentunya juga memperhatikan track record kompetensi loyalitas dan komitmen.

“Hingga saat ini diantara beberapa calon yang mendaftar melalui Partai Gerindra, populatitas dan elektabilitas Bang Sandi lah masih yang tertinggi. Jadi, jika ada nada-nada minor, hal itu hanya kita anggap sebagai cambuk untuk meningkatkan kerja keras kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Koordinator Sahabat Sandiaga Uno, Iqbal Farabi menambahkan bahwa grafik kenaikan populatitas Sandi cukup signifikan dikalangan masyarakat dan beragam hasil survei yang ada membuktikan apabila sosoknya semakin dikenal dan yang terpenting pendekatan yang humanis dan mengedepankan sinergi menjadi diferensiasi dibandingkan incumbent dan calon lainnya.
“Figur bang Sandi ini makin melesat popularitasnya. Tentu itu menandakan pendekatan Bang Sandi ke masyarakat cukup baik karena ia memang menggunakan pendekatan yang humanis dan selalu mengedepankan sinergi dan kolaborasi, diferensiasi Itulah yang membedakannya dengan calon lain,” kata Iqbal

Sumber Referensi : Suara
.

Selasa, 26 April 2016

Sandiaga Uno: Idealnya di Setiap Kecamatan DKI Jakarta Miliki Pusat UMKM

Bagi Sandiaga, perhatian terhadap pelaku UMKM merupakan bentuk keberpihakan kepada ekonomi kreatif dan kerakyatan. Terlebih, UMKM juga terbuki mampu menjadi solusi atas persoalan lapangan pekerjaan di DKI Jakarta.
“Ini diverensiasi produk yang bisa dilakukan anak muda. DKI Jakarta punya masalah lapangan pekerjaan. Mereka menyediakan lapangan pekerjaan. Kehadiran UMKM membuka lapangan pekerjaan,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4/2016).
Sandiaga menuturkan, secara ideal, tiap-tiap kecamatan di Provinsi DKI Jakarta memiliki sebuah pusat UMKM. Di pusat-pusat UMKM tersebut, anak-anak muda bisa saling berlomba melakukan inovasi untuk melahirkan produk unggulan.
“Jangan pernah khawatir dengan persaingan. Anak muda akan lebih berdaya jika bersaing dengan baik,” pungkasnya.
Sumber Referensi : Tribun News

Optimistis Jadi Cagub Gerindra, Ini Alasan Sandiaga Uno

DPD Gerindra DKI Jakarta mengerucutkan 3 nama bakal calon gubernur yang akan diusung di Pilgub DKI 2017 mendatang. Ketiganya adalah Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, dan Sjafrie Sjamsoeddin. Sandiaga Uno mengaku yakin akan terpilih sebagai Cagub Gerindra menyingkirkan dua calon lainnya.

''Mudah-mudahan penjaringan ini bisa menghasilkan Jakarta yang lebih baik ke depannya," ujar Sandiaga di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 26 April 2016.

Sandiaga mengklaim dirinya punyai sejumlah kelebihan yang tak  dimiliki kedua calon lain.

Diantaranya, stamina yang lebih kuat lantaran usianya masih muda, dan lebih memahami pendekatan ekonomi di masyarakat. Meski yakin dengan keunggulan yang ia memiliki, Sandiaga mengaku patuh pada mekanisme partai.


Sandiaga Uno mendatangi belasan anak muda pelaku usaha bisnis kreatif di salah satu kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
"Tapi itu semua nanti tergantung penilaian Pak Prabowo Subianto dan DPP Partai Gerindra. Saya yakin Pak Prabowo akan memilih yang lebih dekat dengan rakyat," kata dia.

Usaha Kreatif Anak Muda

Ia datang dengan setelan kasual, dan langsung membaur dengan belasan anak muda itu di kafe Warung Pedes.

"Katanya mau memotivasi anak muda untuk berani berbisnis, berbagi tips cara sukses, kalau gagal gimana untuk bangun lagi," ujar Yudha Permana, pemilik Warung Pedes,Selasa 26 April 2016 malam.

Diskusi antara Sandiaga dengan para anak muda itu berlangsung santai, sembari makan malam. Dari pantauan Liputan6.com di lokasi, Sandiaga jadi rebutan para pengunjung lainnya untuk diajak selfie.

Sandiaga yakin, untuk menghadapi MEA, industri kreatif adalah pilihan logis. Ia sengaja mendatangi anak muda, karena menurutnya kebangkitan ekonomi itu berawal dari generasi hari ini.

"Ini bentuk keberpihakan pada ekonomi kreatif, inovasi-inovasi yang dilahirkan anak muda, sangat cocok untuk Jakarta, seperti ini, (Warung Pedes) konsep jualan yang menarik, meski yang dijual serupa dengan Warteg," ujar Sandiaga.

Untuk persoalan modal yang sering dikeluhkan oleh calon usahawan, Sandiaga berpesan agar memiliki jaringan yang luas serta teman-teman yang satu visi.

Sumber Referensi : Liputan 6

Senin, 25 April 2016

Sandiaga Uno Dapat Dukungan Dari Sahabat Nusantara Ikut Pilkada DKI

Sandiaga Uno mendapat tambahan dukungan untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah 2017 mendatang.
Kali ini dukungan tersebut datang dari Sahabat Nusantara.
"Kami hari ini mendeklarasikan dukungan terhadap Bapak Sandiaga Uno Calon Gubernur DKI Jakarta. Kami berkomitmen untuk menyukseskan Bapak Sandiaga‎ Uno menjadi Gubernur DKI Jakarta," kata Sekretaris Sahabat Nusantara, Nurkholis di Gedung Joang, MentengJakarta Pusat, Sabtu (23/4/2016).
Nurkholis menuturkan, ‎pertimbangan pihaknya mendukung Sandiaga Uno tak lepas dari track record pebisnis tersebut.
Menurutnya, kemampun berbisnis Sandiaga tak perlu diragukan lagi dalam memimpin perusahaan, maka untuk memimpin Jakarta tentu tidak akan kesulitan.
"‎Background beliau sebagai pengusaha sukses, beliau mampu bersaing dalam dunia usaha. Beliau mampu bersaing dengan orang-orang cerdas," ujarnya.

Sandiaga Uno : Masalah Reklamasi dan Sumber Waras Bisa Kikis Kepercayaan pada Ahok


Tidak hanya itu, hal lain seperti masalah pelayanan pendidikan, kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaanpun menjadi persoalan lain. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno, saat bersilahturahmi dengan Warga Johar baru, Jakarta Pusat, kemarin.

Dalam acara yang diprakarsai oleh Forum Masyarakat Cinta Jakarta (FM-CJ), pria yang akrab disapa Sandi ini mendengarkan berbagai permasalahan dan keluh kesah warga sekitar kawasan tersebut.

“Mereka ngeluh semakin hari pekerjaan semakin sulit. Begitu juga dengan biaya hidup dan harga makanan yang semakin tinggi. Jadi, ini butuh solusi ekonomi yang langsung bisa dirasakan oleh warga Jakarta,” tutur Sandi.

Selain itu, kata Sandi, ada juga masalah pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, dalam hal ini warga ingin adanya suatu solusi yang mendasar. ‎”Kedepan nantinya, DKI Jakarta harus mempunyai solusi yang lebih membumi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh warga Jakarta,” terang dia.

Bila dibiarkan maka Sandi khawatir kredibilitas kinerja Pemprov DKI dan dalam hal ini Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di mata masyarakat akan terkikis. Terlebih mantan Bupati Belitung Timur ini tengah dihadapi dua masalah yang cukup pelik yakni masalah proyek reklamasi dan pembelian lahan RS SUmber Waras yang berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah terjadi kerugian negara sebesar RP191 miliar dalam pembebasan lahan tersebut.

Secara pribadi, Sandiaga mengusulkan agara proyek reklamasi dikaji terlebih dahulu dari segala aspek. Tidak hanya lingkungan dan ekonomi, lanjutnya, namun juga menyangkut aspek hukum, sosial, dan budaya.

Bahkan, Sandi mengungkapkan, pernah mengusulkan penghentian proyek reklamasi karena ia melihat bahwa, proyek ini hanya dinikmati oleh orang berduit. “Banyak aspek yang harus dikaji, mulai dari hukum, lingkungan, sosial, budaya dan masyarakat. Jangan sampai ini reklamasi untuk segelintir masyakarat Jakarta saja,” tukas Sandi.

Sumber Referensi : Poskota news

Sandiaga Uno Ingin Gerindra dan PDIP Ulang Sejarah 2012

Sandiaga Salahudin Uno resmi mengembalikan formulir pendaftaran penjaringan dan penyaringan bakal calon Gubernur DKI Jakarta ke DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi DKI Jakarta, Senin 25 April 2016.
Dia berharap, Partai Gerindra dan PDIP bisa kembali mengulang sejarah  Pilgub DKI 2012.
Sandiaga mengatakan, pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Partai Gerindra dan PDIP bermitra dalam memenangkan Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru. Ia pun berharap, hal itu bisa terulang di Pemilukada DKI Jakarta 2017.
"Insya Allah ini adalah merupakan sejarah dan lembaran baru. Saya merasa ini adalah mengulang sejarah, di mana kita pernah bermitra di tahun 2012. Saya mewakili Partai Gerindra, Insya Allah akan melahirkan pemimpin baru di Jakarta," kata Sandiaga di kantor DPD PDIP Provinsi DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Jakarta Selatan.
Politisi Partai Gerindra ini juga melihat kolaborasi antara PDIP dan Partai Gerindra pada 2012 sangat berhasil. Hal itulah, yang membuat dia mengharapkan Partai Gerindra kembali bermitra dengan PDIP untuk kembali memenangkan Pilgub DKI Jakarta tahun depan.
"Saya melihat kolaborasi antara PDIP dan Gerindra berhasil melahirkan pemimpin baru di tahun 2012. Kita punya tanggung jawab untuk meneruskan lahirnya pemimpin yang lebih baik lagi di tahun 2017," ujarnya.
"Dan, insya Allah partai akan memastikan tahun 2017, DKI akan memiliki pemimpin baru yang akan membawa Jakarta ke arah yang lebih maju," tambah Sandiaga.
Sumber Referensi : VivaNews

Minggu, 24 April 2016

WNI di Washington DC Gelar Aksi Dukung Sandiaga Uno

Beberapa WNI yang tinggal di Washington DC Amerika Serikat menggelar aksi dukungan terhadap Sandiaga Uno untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Aksi tersebut dilakukan oleh kelompok Washingtonian Pro Sandiaga Uno.
Mereka melakukan aksi di depan Gedung Capitol hari Sabtu (23/4) kemarin pukul 14.00 waktu setempat. Tak lupa, para simpatisan Sandiaga Uno ini juga membawa poster-poster yang bertuliskan dukungan terhadap Sandiaga Uno.
"Mendukung sepenuhnya Sandiaga Uno sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022," tulis koordinator Washingtonian Pro Sandiaga Uno, Dutamardin Umar melalui siaran persnya, Senin (25/4).
Dutamardin menceritakan, Sandiaga Uno pernah mengenyam pendidikan masternya di Washington DC dan lulus dengan nilai Summa Cumlaude (dengan GPA 4.0) dari The George Washington University.
Selain pintar, Sandiaga Uno juga dinilai sebagai pribadi yang santun. Politisi Partai Gerindra itu punya integritas dan berpihak pada rakyat kecil. Meski sudah sukses berbisnis, dia masih bersedia mengurusi Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Sumber Referensi : Jitu News

Sandiaga Uno Sebut Warga yang Minta Tinggal Gratis di Rusun Tak Rasional

Sandiaga Salahuddin Uno, Minggu (24/4/2016) pagi, mengunjungi warga RW 12 Bukit Duri yang rencananya akan direlokasi oleh pemerintah.
Dalam kunjungan tersebut, Sandiaga menyerap aspirasi warga yang menginginkan agar ada penggantian terhadap rumah mereka dan digratiskan tinggal di rusun. Namun, ia menyatakan, alternatif ini tidak memungkinkan.
"Kalau saya rasa, enggak rasional, ya (minta tinggal di rusun secara gratis). Mungkin harus dicari jalan tengahnya, apakah enam bulan pertama bisa gratis," kata Sandiaga Uno.
Warga Bukit Duri menyatakan bahwa mereka setuju direlokasi oleh pemerintah, tetapi keberatan karena khawatir pendapatan usaha mereka akan turun sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan.
"Ya kalau kami sih maunya ada-lah ganti rugi, gratis juga di rusun, kan kami sudah bertahun-tahun di sini," kata Nurjannah (47), seorang pedagang nasi uduk.
Sandiaga meminta pemerintah untuk turun langsung ke Bukit Duri dan mendengar keluhan warga. Dengan begini, menurut dia, tidak akan ada penolakan dari warga.
"Pemerintah harusnya menindaklanjuti sosialisasinya karena mereka ini hanya ingin didengar, biar ada jalan tengah," ujarnya.
Sandiaga juga mengunjungi Pasar Sawo yang terletak di pinggir Kali Ciliwung. Pasar ini rencananya akan turut ditertibkan.
Ia pun mengkritik solusi dari Pemprov DKI yang akan memberikan pinjaman modal dan gerobak melalui Bank DKI.
"Warga bilang gerobak bukan solusi, ini tipikal daripada birokrat ya. Mereka kan enggak punya paradigma wirausaha. Biasa ngetemdi pasar, pembeli yang mendatangi mereka, sekarang disuruh keliling pakai gerobak, enggak bisa," kata Sandi.
Solusi dari Sandiaga, Pemprov membangun pasar bagi warga. "Yang penting ramaikan dulu pasarnya," katanya.
Sumber Referensi : Kompas

Sabtu, 23 April 2016

Sandiaga Uno: Kehormatan Bagi Saya Hadir di Demokrat

Sandiaga Uno mengembalikan formulir penjaringan calon Gubernur dari Partai Demokrat ke kantor DPD Demokrat DKI, Rawamangun, Jakarta Timur.
Dalam kesempatan itu Sandiaga mengungkapkan perasaannya dalam mengikuti pendaftaran penjaringan di Partai Demokrat.
"Sungguh merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk hadir di Partai Demokrat hari ini untuk mengembalikan formulir kepada tim teknis penjaringan calon gubernur DKI Jakarta," ungkap Sadiaga di kantor DPD Partai Demokrat, Jumat (22/4/2016).
Menurut Sandiaga, selama ini dirinya telah lama bergelut di bidang ekonomi, hingga akhirnya memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI karena melihat ada satu tanggungjawab khusus untuk mengembangkan Jakarta di bidang ekonomi kerakyatan.
"Niat saya tulus, iklhas untuk menawarkan suatu program pembaharuan dan perubahan di Jakarta demi peningkatan kesejahteraan dari rakyat Jakarta," kata dia.
Dirinya juga mengaku, pencalonannya sebagai Gubernur DKI telah didukung dan disetujui oleh pimpinan partainya yakni Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Dan hari ini implementasi restu tersebut, bahwa ke depan kita tidak bisa sendiri-sendiri tapi harus melakukan komunikasi yang positif dan konstruktif," katanyanya lagi.
Sandiaga juga mengaku siap untuk mengikuti seluruh mekanisme penjaringan yang bakal dijalankan Demokrat. Proses penjaringan tersebut, sambungnya, merupakan hal yang wajar dilakukan partai untuk menguji dan menilai kesiapan visi dan misi dari para calon gubernur.
"Saya optimis. Menurut saya kalau dijalani dengan ikhlas, tulus dan optimisme, nantinya bisa diliat oleh demokrat," katanya.
Kedatangan Sandiaga ke Demokrat sekaligus untuk mencari dukungan koalisi guna memenuhi jumlah kursi di DPRD DKI. Pasalnya, saat ini Gerindra hanya memiliki 14 kursi di DPRD DKI sehingga harus berkoalisi dengan parpol lain agar syarat minimal 22 kursi terpenuhi.
Sumber Referensi : Okezone

Kamis, 21 April 2016

Sandi Uno Didukung Tokoh dan Aktivis Washington DC untuk DKI 1

Sandiaga Salahudin Uno mendapat dukungan langsung dari warga Indonesia yang kini berada di Amerika Serikat. Sandi Uno sapaan akrab pengusaha muda ini didukung langsung oleh ratusan tokoh dan aktivis dari berbagai kelompok dan golongan masyarakat asli Indonesia di Washington DC Amerika Serikat.
Mereka mendukung sepenuhnya pengusaha muda sukses ini untuk maju dan terpilih di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Sandi Uno dinilai sebagai tokoh yang paling pantas mengurus ibu kota dengan berbagai tantangannya.
Aktivis Sosial di USA asal Indonesia, Dutamardin Umar menyampaikan, Jakarta sebagai barometer bangsa Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang bisa membangun dari berbagai sektor. DKI memerlukan pemimpin yang bukan hanya sekedar bekerja dan jujur. Tetapi, DKI membutuhkan pemimpin beretika. Sehinga, sosok pemimpin tersebut mampu berkomunikasi dengan rakyatnya secara baik.
"Sehingga pembangunan yang dilakukan bisa dipahami dan diikuti secara sadar," ujar Dutamardin Umar dalam keterangan tertulisnya kepada headlinejabar.com, Kamis (21/4/2016). 
Sandi Uno dari reputasinya sebagai pengusaha sukses sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi DKI 1. "Itu alasan kami dukung Pak Sandi. Dia cerdas dan dianggap paling mampu ngurus ibu kota," katanya.
Dutamardin mengatakan, pada Sabtu nanti para tokoh dan aktivis akan menggelar aksi besar-besaran untuk mendukung Sandi Uno di Washington DC.
"Kami yakin Pak Sandi pasti mampun menciptakan Jakarta lebih baik. Semoga Tuhan pun berpihak kepada dia," ujarnya.
Sandi Uno adalah pengusaha asal Indonesia. Pria yang berdarah Gorontalo itu kerap memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), utamanya pada pemuda.
Sandi Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. 
Bersama rekannya, Sandi Uno mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.

Sumber Referensi : headline jabar

Rabu, 20 April 2016

Sandiaga Uno : Di Politik Saya Mulai dari Nol

Berjaya di dunia bisnis, hidup Sandiaga Uno kembali ke titik nol. Dari seorang pebinis yang menjulang, pada rimba raya politik dia menemukan dirinya bagai ‘anak bawang’. Tidak dikenal banyak orang dan katanya, “Ternyata saya tidak terlalu dihormati.”
Membenamkan masa mudanya di bisnis, hari-hari belakangan Sandiaga sibuk di arena politik. Duduk di kepengurusan Partai Gerindra, lalu bertarung dengan sejumlah kandidat merebut kursi Gubernur DKI pada Pilkada 2017. Politik disebutnya sebagai dunia baru, asing, tapi mulai diakrabi.
Lahir di Rumbai, Pekanbaru, 28 Juni 1969, jalan hidup Sandiaga Salahudin Uno bagai Pelangi. Darah Gorontalo mengalir di tubuhnya. Merasakan sebagai minoritas di Sekolah Dasar dan SMA Katolik, membuatnya kagum dengan apa yang kini diraih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur DKI.
Pak Ahok, katanya, “Adalah inspirasi. Walaupun minoritas, kalau orangnya benar, bisa memimpin.”
Sandi adalah lulusan Wichita State University Amerika Serikat. Kemudian melanjutkan pendidikan di George Washington University di negeri yang sama, dengan predikat sangat memuaskan. Sempat bekerja pada perusahaan multinasional di Singapura dan Kanada, lalu kembali ke tanah air dan jitu membesut sejumlah perusahaan.
Sukses mengelola perusahaan, karirnya juga gemilang di sejumlah organisasi bisnis. Sandi pernah menjadi ketua umum HIPMI dan Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro dan Menengah di Kadin.

Dia mengelola 27 perusahaan dengan 50-an ribu karyawan, dan namanya sempat masuk daftar salah satu orang terkaya Indonesia. Saat bertamu ke kantor Kapanlagi Network (KLN), pekan lalu, dia berkisah panjang lebar bagaimana dia merakit bisnis, meraksasa, membenam diri di dunia politik, dan apa konsepnya tentang Jakarta.
Berikut petikan wawancaranya.
Siapa yang mempengaruhi Anda sehingga berpindah dari dunia bisnis dan masuk politik?
Tawaran itu datang dari Pak Prabowo. Saat itu beliau bilang bahwa kita adalah partai di luar pemerintahan. Gerindra ingin menjadi partai modern. Partai yang bisa menangkap aspirasi masyarakat dan menampung elemen-elemen kewirausahaan serta anak-anak muda. Dan saya diminta bergabung.

Jawaban Anda?
Saya punya jurus menolak. Saya bilang bahwa saya harus tanya keluarga dulu. Karena sebelumnya sudah ada ajakan serupa dua kali. Tidak jadi karena keluarga tidak memberi ijin.

Nah bulan April 2015 itu, saya minta izin kepada Ibu yang sebelumnya selalu menyarankan agar saya tidak bergabung dengan partai politik. Pagi-pagi saya datang ke rumah Ibu. Beliau tanya, “Ada apa nih. Mau tanya boleh nggak bergabung dengan partai politik?” Saya bilang, iya Mah, kok tahu? Ibu bilang, “Iya, tadi Pak Prabowo telepon saya dan saya izinkan. Hahaha.” Jadi sejak dapat izin dari Ibu itu, April 2015 saya bergabung dengan Partai Gerindra. Saya ditempatkan sebagai anggota Dewan Pembina.
Karena saya sudah memprediksi akan ada benturan kepentingan yang sangat luar biasa antara posisi saya di politik dengan dunia usaha, saya memutuskan mundur secara totalitas dari dunia usaha pada bulan Juni. Setidaknya saya menempati 18 posisi sebagai direktur, komisaris dan CEO di berbagai usaha.
Jadi selama delapan bulan terakhir ini, saya mengalami suatu fenomena transisi. Dari bisnis ke dunia politik. Biasa menjadi CEO yang lincah, saya tiba-tiba harus belajar politik, tentang public policy. Belajar tentang demokrasi, sistem demokrasi, lengkap dengan segala dinamikanya.
Saat bergabung, saya sama sekali tidak pernah berpikir tentang maju sebagai calon gubernur manapun apalagi DKI. Karena saya diminta Pak Prabowo untuk ikut membesarkan partai, membenahi governancenya, membenahi kinerja, menangkap aspirasi anak muda, menyentuh kantong-kantong woman voters dan lain-lain.
Sejak kapan mulai berpikir maju di DKI?
Waktu ketemu Pak Prabowo akhir tahun lalu, saya diminta mempertimbangkan untuk maju di Pilkada DKI. Saya minta waktu kepada beliau dua bulan untuk memikirkannya.

Lalu saya mempelajari, melakukan studi, berbicara dengan sejumlah tokoh, dan juga dengan konstituen.
Dari situlah saya tahu bahwa Jakarta ini sebenarnya on the right track dalam segi development progress khususnya di bidang governance, corruption, pembenahan birokrasi maupun pelayanan publik, dan pembangunan infrastruktur.

Namun ada sedikit suara-suara yang makin lama makin nyaring terdengar bahwa ada kekhawatiran khususnya perekonomian kelas menengah ke bawah.
Mereka khawatir soal ketersediaan lapangan kerja dan harga-harga kebutuhan pokok yang cenderung bergejolak, bahkan melambung tinggi. Kesenjangan yang mulai dirasakan antara the rich and the poor.
Itu mungkin yang kurang disentuh, yang mungkin bisa saya upayakan. Membuktikan bahwa Jakarta bisa lebih baik dan sejahtera.
Oleh karena itu saat bertemu lagi, saya bilang kepada Pak Prabowo, bismillah, saya mencoba ikhtiar ini, ikhlas saja. Kami sangat memahami bahwa kita punya incumbent governor yang populer, yang sangat-sangat dicintai rakyatnya. Angka-angka pencapaiannya sangat sangat wah, sangat spektakuler.
Tapi waktu saya memulai usaha bisnis, saya selalu all out. Dari hanya punya tiga karyawan, terus ditolak mentah-mentah oleh 10 hingga 15 klien pertama, tapi dengan rahmat dari Allah SWT kami bisa membangun usaha itu menjadi lebih dari 27 perusahaan dalam grup kami.
Jadi niat saya ikhlas. Saya maunya politik itu mempersatukan kita sebagai bangsa. Bukan politik pecah belah. Sudah saatnya politik ini dijadikan ajang silaturahim. Ajang untuk bertukar ide, solusi untuk Jakarta yang lebih baik.
Pekerjaan rumah terbesar saya dalam enam bulan ke depan adalah mensosialisasikan diri, pemikiran saya dan lain-lain. Mudah-mudahan diterima. Waktu menjadi CEO dan punya 27 perusahaan, Anda mungkin bisa mengontrol semuanya. Tapi menjadi gubernur DKI itu adalah memasuki sebuah dunia yang mungkin saja tidak sepenuhnya bisa dikontrol. Bagaimana Anda bisa

Yakin?
Waktu ditawari untuk maju Pilkada, I am very confused. Bukan my wish to be maju dan mengadangkan diri sendiri untuk maju. Tapi begitu saya masuk politik, saya siap diterjunkan dimana pun asalkan kita bisa memberi manfaat.
Waktu saya tanya Ibu, beliau bilang, “Sandi, sampai kapanpun kamu cari uang, itu nggak akan ada ujungnya. Akan terus-terusan. Tapi ada saatnya kamu harus mengabdi pada bangsa dan Negara.”

Ibu saya bilang bahwa sebagai pengusaha saya mungkin bisa menciptakan lapangan kerja, 50 ribu misalnya dan saya mungkin berdampak pada satu juta orang. Tapi di politik you have control a policy, kebijakan ini berdampak pada puluhan bahkan ratusan juta rakyat Indonesia.
Passion saya di ekonomi kerakyatan. Waktu di Kadin saya giat di UMKM. Mereka mengalami problem di akses financing, akses kepada SDM yang baik. Nah dengan “kebijakan” persoalan seperti itu mungkin bisa diselesaikan.
Permasalahan seperti saya ini, di mana seorang pebisnis masuk politik, juga dialami Pak Jokowi saat beliau mencalonkan diri sebagai wali kota Solo, atau Michael Bloomberg, yang dari dunia bisnis menjadi wali kota di New York. Jadi sudah ada contohnya.

Dalam enam bulan ke depan saya akan berusaha menangkap aspirasi dari rakyat dan warga khususnya di akar rumput. Apa yang mereka inginkan. Karena Pilkada 2017 itu is not about me, is not about gubernur Basuki, tapi is what about the people want. Jadi saya lebih fokus pada apa keinginan rakyat.
Jadi Anda maju ke Pilkada DKI karena dimita atau karena memang sudah ada kesiapan dari Anda. Artinya memang

Anda lama sudah siap?
We were never ready for anything we do. Saya dibukakan pintu oleh Gerindra. Kalau tidak diundang, saya juga tidak akan fokus untuk political contract. Saya harus memegang mandat dan kepercayaan dari partai ini. Sebagai pengusaha, saya sudah masuk di comfort zone.

Saya mengalami beberapa transformasi. Dari karyawan menjadi pengusaha. Jadi konsultan lalu menjadi investor yang lebih besar. Pada suatu titik itu, ya, transformasi ke pengabdian.
Calon gubernur dari kalangan pengusaha biasanya setor mahar. Anda juga begitu?
Sama sekali tidak ada. Prosesnya sangat transparan. Dibuka di depan media massa. Kami diminta melakukan sosialisasi selama enam bulan.

Melakukan gerakan pembagian susu, donor darah, ada gerakan penanaman pohon. Itu kontrak dengan partai yang diminta dilakukan enam bulan ke depan. Jadi tidak ada sama sekali pembicaraan mengenai mahar. Calon dari Gerindra itu cukup banyak. Ada putra almarhum Benyamin Sueb, lalu ada juga Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Gerindra DKI, M Taufik, Anda dan beberapa nama lain.
Siapa yang paling dijagokan oleh partai?
Tidak ada yang dijagokan. Kami saling kolaborasi. Berlomba-lomba memberikan manfaat kepada rakyat, lalu pada suatu titik nanti dinilai oleh DPD dan DPP ( Dewan Pimpinan Pusat) Gerindra, siapa yang paling efektif dan siapa yang paling disukai oleh rakyat.

Sukses sebagai pengusaha, karyawan puluhan ribu, Anda tentu saja disanjung dan dihormati.
Apa yang berbeda setelah Anda masuk politik?
Yang pertama bahwa ternyata saya tidak terlalu dihormati, hahahaha. Kedua, saya ternyata tidak terlalu dikenal di dunia politik. Kalau saya datang di sebuah acara bisnis, banyak yang kenal saya. Tapi begitu datang ke acara politik, acara partai, ternyata tidak banyak yang kenal saya. Malah nggak ada yang kenal sama sekali dengan saya. Jadi saya mulai dari bawah. Di politik saya mulai dari nol. Membangun jaringan baru. Berkenalan dengan teman-teman daerah.

Di dunia usaha mungkin kita kenal semua para pengusaha, karena populasinya sedikit. Tapi di dunia politik harus ke akar rumput, yang memang betul-betul asing buat saya. Tapi ini kesempatan yang baik memperkenalkan diri.
Anda mulai enjoy di politik?
Ya, dijalankan saja. Ikhlas. Istri saya marah-marah karena jadi jarang di rumah. Anak-anak yang sekolah di luar negeri, hanya bisa saya pantau secara online. Ya, saya jelaskan juga kepada anak-anak. Salah satu syarat masuk ke dunia politik adalah harus siap.

Anda sempat berpikir untuk menggarap dan memajukan perempuan di Jakarta ini?
Kami punya program ‘Perempuan Hebat’ dan ‘Perempuan Mandiri.’ Karena ternyata tidak banyak perempuan yang dilibatkan sebagai pemain aktif dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan keseluruhan.

Waktu bertemu dengan pemenang hadiah nobel, Profesor Muhammad Yunus, dia bilang begini kepada saya, “Sandi, just focus to woman.” Saya tanya kenapa? Kata beliau, “Karena 99 persen wanita yang pinjam uang akan kembalikan. Sementara hanya 60 persen laki-laki yang balikin pinjaman. Sisanya buat konsumsi, rokok, kawin lagi dan lain-lain.”
Biasanya yang dijual para calon Gubernur DKI adalah solusi terhadap dua masalah utama: macet dan banjir. Anda datang dengan isu ekonomi kelompok masyarakat bawah. Mengapa fokus ke situ?
Karena saya melihat bidang ekonomi sangat penting. Hari-hari belakangan ada kekhawatiran dari warga Jakarta tentang gelombang PHK, itu real dan ditandai dengan melemahnya SDA, industri migas dan lain-lain. Ada yang bilang bahwa ini mirip-mirip dengan situasi tahun 1997.
Tapi saya menangkap bahwa ini bukan sebuah krisis. Ini justru sebuah peluang, jika pemerintah bisa menjadi leader dalam menggabungkan semua pemangku kepentingan dan kita jemput bola. Kita bisa memberi pelatihan wirausaha kepada orang-orang yang mungkin kena PHK.
Soal kemacetan?
Masalah kemacetan dan banjir itu sudah menjadi bagian dari kehidupan Jakarta. Dan saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah DKI sekarang. Kita ini defisit apresiasi. Kita mengeluh dan nyalahin pemerintah. Dari yang saya tangkap, mungkin datanya bisa disurvei, masyarakat sudah tidak menyalahkan pemerintah dalam soal banjir dan kemacetan. Ini sudah menjadi bagian dari kehidupan di Jakarta. Kita bisa menyelesaikan masalah kemacetan dengan teknologi dan disiplin dengan transportasi publik.

Banjir itu karena salah kita juga. Buang sampah sembarangan, padahal sampah bisa dijadikan energi. Sampah bisa dijadikan bisnis recycling yang sangat baik. Banyak temen-teman di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang bisnisnya dari sampah. Banjir itu tanggungjawab kita juga, bukan hanya pemerintah.
Saya akan menerapkan pola partisipatif. Merangkul para komunitas untuk mengubah mindset kita bahwa mengatasi banjir bukan hanya top down tapi bottom up approach. Nanti dirangkul semua, ada komunitas pecinta sungai, ada juga komunitas clean up jakarta day.
Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta sekitar 12 persen setahun atau sekitar 6000 kendaraan per hari, sementara pertumbuhan ruas jalan cuma 0.01 persen. Anda merasa perlu memulai dari angka-angka itu demi mengatasi kemacetan?
Kalau kita cari-cari angka idealnya mungkin tidak akan ketemu. Susah juga mau nahan jumlah kendaraan. Punya mobil itu hak asasi rakyat. Yang bisa kita lakukan adalah membangun moda transportasi umum yang menjadi bagian dari keseharian kita.
Saya ini suka olahraga lari, marathon. Sebagai sebuah kota besar, kita harus bangun pedestarian yang lebih baik. Tadi saya ke sini jalan kaki karena macet dari pojok, kalau pedestariannya dibangun dengan bagus, 15 menit kok jalan dari kuningan kesini.
Anda datang dari dunia bisnis, bolehlah disebut sebagai kandidat gubernur yang paling wangi dengan ribuan karyawan yang mungkin mudah dikendalikan. Agak sudah membayangkan, apa yang akan Anda lalukan dengan kawasan rural di Jakarta. Susah membayangkan Anda bisa tuntaskan keruwetan Kalijodo. Resep Anda untuk persoalan seperti ini?
Seorang pengusaha yang sukses itu tidak akan ada di posisinya tanpa ada ketegasan. Membangun usaha itu tidak mudah. Ada keputusan-keputusan penting yang harus kita ambil. Waktu membangun tol Cikopo, di mana jalan tersebut dari zaman Pak Harto tidak jadi-jadi, kami mengambil keputusan yang sangat tegas.
Walau didemo habis-habisan, kalau kita tegas, dan terutama kalau kita sentuh hati mereka bahwa ini demi pembangunan nasional, serta mereka akan menikmati hasilnya, rakyat pasti mengerti.
Mungkin banyak kandidat lain yang menentang apa yang dilakukan Pak Ahok di Kalijodo, tapi saya dukung 100 persen. Tapi saya sangat jatuh cinta dengan apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi di Solo. Mungkin beberapa orang di sana perlu diundang, diajak ngobrol dan disentuh hatinya.
Percaya sama saya, iris kuping saya, tidak ada orang yang mau tinggal di daerah situ kok. Tidak akan ada Ibu yang rela anaknya masuk prostitusi. Kalau ada kesempatan lain, lapangan pekerjaan yang lain, pasti akan mau pindah. Di Solo sukses, Bu Risma di Surabaya juga sukses.Ahok, seperti halnya Risma dan Widwan Kamil, dianggap sukses mendisiplikan birokasi.
Anda punya solusi lain soal birokrasi ini?
Memang perlu suatu big bang seperti yang dilakukan pemerintah DKI sekarang. Ada direction yang lebih jelas dan baik. Hanya memang pada satu titik big bang itu tidak bisa terus-terusan. Orang itu kalau dipukulin terus, dia tidak akan punya insentif.

Yang bagus diberi insetif, yang kurang bagus harus diberi motivasi. Saya percaya tidak tidak semua PNS jelek, mungkin mayoritas 80 hingga 90 persen adalah orang baik.
Ada rencana mau ke Kalijodo? Sejumlah kandidat udah datang. Ahmad Dhani sudah?
Terus terang saya mau tampil apa adanya. Saya ini dianggap bagian dari elite. Saya tidak mau tiba-tiba naik kijang, tiba-tiba peduli dengan Kalijodo dan lain-lain. Nanti orang akan bilang, Sandi kan dari dulu-dulunya tidak pernah kesana. Kalau memang solusi pemerintah DKI sudah bagus, saya tidak mau membuat situasinya menjadi keruh, kegaduhan, dengan hadir di sana.

Nanti orang bilang, ini kan hanya untuk pencitraan. Kalau saya ke sana, kesannya dibuat-buat gitu lho. Saya akan tampil apa adanya. Kalau soal UMKM dan ketersediaan lapangan kerja itu passion saya.
Jadi Anda sadar bahwa kandidat yang ke sana itu untuk pencitraan?
Tapi kalau kayak Pak Ahmad Dhani kan sudah populer banget gitu lho, saya kan tidak.

Kalau jadi gubernur adakah yang pantas diteruskan dari programnya Ahok?
Gerakan anti korupsi, pembenahan birokrasi, pelayanan publik sudah sangat bagus jaman Pak Ahok. Saya Muslim, tapi SD dan SMA di sekolah Katolik, saya merasakan sebagai minoritas di situ. Saat tinggal di luar negeri juga begitu.
Ahok adalah inspirasi bahwa walaupun dia dari golongan minoritas, kalau orangnya bener, bisa memimpin. Itu yang sangat layak kita apresiasi. Yang kurang bisa kita tambahkan, masalah ekonomi, penyediaan lapangan kerja. Saya berharap bisa memberi solusi yang lebih baik di situ. Sesuai dengan bidang saya.

Kalau kebalikannya? Apa yang tidak pantas diteruskan dari Ahok?
Saya diajari ibu saya begini, if you have nothing good to say about the person, please take quit. Mungkin itu nggak cocok buat politisi, tapi kalau saya mungubah ajaran ibu saya, kok pencitraan banget gitu lho.
Kerap kali kalau ada calon yang ganteng, pasti akan lebih heboh. Di sosial media juga kerap kali Anda dipuji soal ini. Mau ekspos habisan-habisan kelebihan itu?

Saya harus hati-hati jawab soal ini, ada kawan istri saya di sini, hahahaha. Ada sih yang bilang, “Loe harus bisa pake baju yang lebih ketat. Badan loe itu keren. Pake batik itu nggak ada yang tahu kalau loe olahraga segala macem.” Tapi saya comfortablenya, ya pakai batik. Mudah mudahan muka saya nggak merah menjawab pertanyaan ini, hahaha.
Sumber Referensi : Merdeka

Senin, 18 April 2016

Sandiaga Uno: Semua Bakal Cagub adalah Lawan Berat

Sandiaga Uno menyebut semua bakal calon gubernur dalam perebutan kursi DKI 1 pada Pilgub 2017 adalah lawan berat.
Dengan begitu, Sandi menganggap Pilkada 2017 bukanlah sebuah pertarungan. “Semuanya berat lawannya. Jangan disikapi pertarungan tapi silaturahim. Jangan direpresentasikan atau dipersepsikan sebagai pertarungan,” kata Sandiaga ketika datang mengunjungi warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (29/3).
Menurut pendiri Yayasan Indonesia Setara ini, dalam pertarungan ada yang kalah dan ada yang menang. Bahkan, sebuah pertarungan tak jarang juga ada yang terinjak dan terluka. “Jadi anggap aja Pilkada ini membangun silaturahmi,” tegasnya.
Kepada warga warga yang ditemuinya, politikus Gerindra ini memperkenalkan diri dan latar belakangnya sebagai pengusaha, mulai dari masa lalunya ketika di PHK dan kemudian membangun sebuah perusahaan yang berkembang pesat. Tak lupa ia  juga berbagi tips sukses. “Ada 4 tips untuk bangun ekonomi. Saya istilahkan kerja 4 as, pertama kerja keras, untuk bangun ekonomi harus kerja keras. Kedua kerja cerdas. Kemudian Kerja tuntas, jangan setengah-setengah, terakhir kerja secara ikhlas, ini penting ikhtiar harus kita kontrol. Yakin rejeki tak akan tertukar,” pungkasnya.
Sumber Referensi : Pojok Pembaharu

Jumat, 15 April 2016

Sandiaga Uno Sosok Tekun, Berkomitmen, dan Religius


Sandiaga Salahuddin Uno adalah seorang  pengusaha muda di Indonesia.  Anak ke dua dari pasangan Henk Uno dan Mien R Uno adalah ikon kebangkitan wirausahawan bangsa. Beliau juga dinobatkan sebagai “Entrepreneur of the year” oleh Entreprise Asia Tahun 2008. Saat masuk jajaran orang paling kaya di negeri ini, usianya baru 39 tahun. Yang lebih istimewa lagi, kesuksesannya diraih hanya dalam waktu 10 tahun.

Beliau terlahir dari keluarga yang tak mempunyai latarbelakang dunia bisnis. Sebagian besar keluarganya adalah seorang pengajar, sementara Sang Kakak bergelut di bidang teknologi.

Awalnya beliau adalah seorang pegawai biasa di sebuah perusahaan. Tamat dari The Wichita State University tahun 1990, beliau mendapat kepercayaan dari perintis Grup Astra, William Soeryadjaja untuk bergabung dengan Bank Summa. Selang 1 setengah tahun, ia mendapatkan beasiswa dari Bank tersebut untuk melanjutkan studinya di The George Washington University. Naasnya, saat sedang berkuliah di sana, Bank Summa malah gulung tikar.  Selesai lulus dari sana tahun 1993, beliau bekerja di sebuah perusahaan investasi di Singapura, yaitu Seapower Asia Investment Limited dan menjabat sebagai  manajer investasi. Setahun kemudian, beliau bekerja di sebuah perusahaan migas di Kanada bernama NTI Resources Ltd. Sebagai Executive Vice Precident dengan gaji US$ 8.000 per bulan.

Namun krisis moneter tiba-tiba melanda, menghantam semua lini perekonomian, termasuk juga Perusahaan tempat beliau bekerja. Beliau pun terkena PHK. Semua hasil jerih payahnya yang diinvestasikan ke pasar modal juga ludes akibat ambruknya bursa saham global. Akhinya beliau memboyong keluarganya pulang ke kampung halaman di Indonesia.  Di tanah air, beliau menumpang di rumah orangtuanya lantaran tidak punya uang untuk menyewa rumah.

Dari kondisinya itu, beliau sadar bahwa apapun yang telah direncanakannya bisa hancur kapan saja dalam seketika. Namun begitu, beliau tetap menjalaninya dengan rasa syukur. Ada banyak hal yang harus disyukuri, bukan disesali. Pendidikan tinggi, pengetahuan tentang keuangan, jaringan internasional yang dimiliki, dan karakter serta integritasnya menjadi modal utama untuk bangkit. Modal nonfinansial inilah yang dimaksimalkan oleh beliau, meskipun belum memiliki modal finansial.

Beliau kemudian merubah mindsetnya, dari awalnya ingin menjadi seorang pekerja yang profesional, menjadi seorang wirausahawan. Bersama teman sekolahnya dahulu, Rosan Perkasa Roeslani, beliau mendirikan PT Recapital Advisor. Perusahaan yang bergerak di bidang penasehat keuangan perusahaan-perusahaan. 3 tahun pertama adalah masa-masa mereka membangun kepercayaaan. Sulitnya waktu itu, untuk bertemu klien saja sampai tak punya uang. Selain itu, kantornya pun tak memadai, sehingga ada kecenderungan klien mengganggap kalau perusahaan mereka gak bonafide. Untuk membayar karyawan yang hanya berjumlah 3 orang saja susah. Bahkan, pernah selama 6 bulan mereka tak mendapat order. Sempat terbesit untuk mundur, tapi hal itu cepat-cepat ditepisnya.

Titik baliknya adalah di tahun ke 4-5. Dengan memberikan 100 persen dan full comitment terhadap usahanya, akhirnya para pelanggan, klien, nasabah maupun investor bisa memberi kepercayaan kepada mereka. “Chance never knock at your door twice. Kesempatan datangnya hanya sekali, jika ia datang, segera ambil dan kerjakan sekarang juga” katanya. Namun apa hendak dikata, usaha tak selalu semulus dengan hasil seperti yang diharapkan. Pada waktu itu, perusahaan yang ditanganinya tidak membayarnya dengan uang, melainkan dengan stationary kantor, mobil tua, dan saham. Awalnya mereka menerimanya dengan berat hati, namun dengan pemanfaatan yang tepat, ketiga hal tersebut berguna untuk pengembangan kantor. Mobilnya dijual untuk membayar karyawan, stationary  kantor digunakan untuk operasional di kantor, dan sahamnya diinvestasikan. Tak disangka, pengalaman itu menjadi inspirasi. Bayaran berbentuk saham menjadi sumber keuangan yang terus menjanjikan.

Sistem kerja Recapital dilakukan dengan cara menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang hampir collapse. Perusahaan itu dibenahi dan dikembangkan. Setelah kembali sehat, aset perusahaan itu dijual kembali dengan value yang lebih tinggi dari harga akuisisi.

Pencapaiannya adalah buah dari pergulatan panjang. Itu semua berkat semangat pantang menyerah, komitmen yang kuat, keteguhan hati untuk memegang amanah dan memberikan yang terbaik, serta teamwork yang solid. Semua bermula dari sebuah mimpi untuk bisa survive. Tercatat saat ini Recapital memilik 12 ribu karyawan dan menghasilkan belasan anak perusahaan.

Selain Recapital, beliau juga mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya, bersama Edwin Soeryadjaya, anak seorang pencetus Astra. Bidang yang digarap pun sama, yaitu di bidang investasi. Fokus bisnisnya cukup luas, yaitu meliputi pertambangan, telem=komunikasi, produk kehutanan, dll. Bahkan kini Saratoga memiliki saham yang besar, 33% di PT Adaro Energy Tbk, sebuah perusahaan batu bara terbesar ke empat di dunia.

“saya selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusinya”

Empat Pilar Kesuksesan

Pilar pertama: Kerja keras

–          Tekun, ulet dan tahan banting

–          Gagal itu biasa, takut gagal itu aneh

–          Selalu menjaga optimisme

Pilar kedua: Kerja cerdas

–          Visioner dan pintar membaca peluang

–          Belajar dari para pendahulu

Pilar ketiga: Kerja tuntas (Finish what you started)

–          Fokus dan konsisten

–          Punya manajemen resiko

Pilar keempat: Kerja ikhlas

“Dengan empat kiat tadi, saya yakin apa yang kita jalankan juga akhirnya bukan saja membuahkan hasil, tapi juga ketentraman bagi kita. Karena pada ujungnya kalau kita ikhlas, apapun hasilnya tentunya kita serahkan kepada Allah SWT”.

Berkat buah pikir dan dedikasinya, beliau pernah menjadi ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tahun 2005-2008. Beliau juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun 2004-2010. Beliau juga aktif di Asia 21 dan menjadi anggota Asia Society’s 2008 Asia Fellow. Pernah juga menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN), juga tercatat sebagai pendiri AKSI (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia). Hingga kini, beliau masih terdaftar sebagai Bendahara Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Saat masih aktif di UMKM, beliau berperan dalam upaya menurunkan suku bunga bank. Beliau merangkul pemerintah dan 6 bank penyalur kredit untuk berkomitmen menjamin penambahan alokasi kredit Rp 7 triliun bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Itu semua demi kemajuan perekonomian negara kita. Beliau juga membuat gagasan untuk memasukan kurikulum kewirausahaan ke dalam lembaga pendidikan. Hal itu untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan pemuda. Universitas-universitas mempunyai peranan penting sebagai tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu munculnya inovasi.

Beri mereka ikan, mereka akan hidup sehari

Beri mereka kail, mereka akan hidup lebih lama

Beri mereka ilmu membuat kail, mereka akan menghidupi lebih banyak orang

Negara ini membutuhkan pencipta lapangan kerja

Yang muda, yang berkarya

“Bayangkan, caleg saja gampang didapat. Kemarin untuk pemilu legislatif saja sudah terdaftar sebanyak 500 ribu caleg. Sementara itu, cari pengusaha 100 ribu saja susah,” katanya. Keprihatinan itulah yang membuatnya enggan terjun di dunia politik. “Indonesia butuh pengusaha. Politikus sudah banyak,” candanya.

Ternyata, dari semua keberhasilannya, ternyata ada sebuah kunci yang sering beliau lakukan; beliau tak lepas dari shalat dhuha serta rajin berpuasa. Subhanallah.

Sumber Referensi : Rend Web