Kamis, 19 Mei 2016

Sandi Uno : Pentingnya Partisipasi Politik Generasi Y di Media Sosial

Sementara itu di media sosial, wacana perpolitikan begitu dinamis karena meningkatnya partisipasi masyarakat, terutama generasi Y yang akrab dengan perkembangan teknologi.
Dahulu partisipasi masyarakat dikancah politik bentuk fisik, seperti demo. Sekarang mulai berubah sejak munculnya gadget dan media sosial. Demikian diungkapkan oleh Prabu Revolusi, saat membuka acara diskusi dengan tema “Partisipasi Politik Generasi Y Di Media Sosial” yang digelar Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) di Energy Building, Lt.21, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (17/5) lalu.
Acara diskusi terbuka ini menghadirkan nara sumber; Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno dan Dosen Komunikasi Politik PGSC, Gun Gun Heryanto. Turut hadir Rektor Paramadina, Prof. Firmanzah, sedangkan Prabu Revolusi yang merupakan News Anchor dan Mahasiswa PSGC bertindak sebagai moderator diskusi.
menurut Sandiaga Uno, partisipasi politik generasi Y sangatlah penting. Berdasarkan data world bank, 50% penduduk Indonesia berusia dibawah 30 tahun. Jumlah populasi generasi muda ini menentukan kebijakan baik dalam pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan dan lain-lain.
“Generasi Y dimasa depan akan menjadi decision makers. Di Trenggalek wakil Bupati berusia 25 tahun, dia sudah memimpin. Kalau tidak ada generasi Y yang di politik nanti enggak nyambung. Generasi Y berpikir seperti anak-anak saya. Sementara yang membuat kebijakan berpikir seperti angkatan saya,” kata Sandiaga Uno.
Generasi Y, menurut pandangan Sandiaga Uno adalah generasi yang telah diselimuti dengan teknologi maju dan dikelilingi media sosial. Generasi ini juga dihubungkan dengan hal-hal yang lebih konsumtif. Sementara Sandiaga merasa dirinya termasuk generasi The Baby Boom(lahir 1946-1964).
Sandiaga mencontohkan soal kebijakan transportasi berbasis online yang ramai beberapa waktu lalu. “Generasi Y berpikir tak peduli dengan regulasi, yang penting saya butuh akses transportasi secara online. Ini terjadi karena regulasi tidak diperkenalkan sehingga tidak terjadi koneksi,” ujar Sandiaga Uno.
Jika generasi Y tidak berpartisipasi dalam politik, lanjut Sandiaga Uno, maka pembuat kebijakan yang notabene angkatan tua tidak akan mengerti sedang terjadi gap. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagaimana parpol, pemerintah dapat mengajak generasi Y berpartisipasi dalam berpolitik.
Dihadapan mahasiswa dan peserta diskusi, Sandiaga Uno juga mengatakan tantangan yang harus di perhatikan generasi Y dalam partisipasi politiknya.
“Generasi Y harus lebih kritis dalam mengevaluasi informasi dan berita di media sosial. Sebab, generasi muda yang aktif dalam ranah media sosial belum mendapatkan kesempatan memadai untuk berpartisipasi
dalam proses politik,” kata Sandiaga Uno.
Di akhir presentasinya, Sandiaga berpesan supaya generasi Y tidak alergi terhadap politik.
“Generasi muda jangan alergi politik. Karena harga beras, minyak goreng, pendidikan adalah bagian dari kebijakan politik,” kata Sandiaga Uno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar