Partai Gerindra hingga saat ini masih menggodok sejumlah nama yang bakal diusung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Nama-nama yang santer terdengar di antaranya, Sandiaga Uno, Mayjen TNI Purnawirawan Safrie Syamsuddin, dan Yusril Ihza Mahendra.
Menurut pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, dari tiga nama tersebut, ia menilai sosok Sandiaga yang pantas mewakili Gerindra di Pilgub DKI. Mengingat Sandi memiliki loyalitas yang tinggi terhadap partai besutan Prabowo Subianto itu.
"Sandi Uno paling pantas mewakili Gerindra dalam Pilkada Jakarta. Apalagi peluang Sandi berperilaku 'kutu loncat' sangat kecil ke depannya seperti yang dilakukan Ahok. Sandi lebih loyal terhadap Gerindra. Jangan lupa, saat ini Jakarta butuh pemimpin baru yang juga ikhlas menuntaskan masa jabatannya sebagai gubernur selama lima tahun, jika terpilih," kata Igor di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Faktor lainnya, sambung Igor, Sandiaga memiliki sifat santun dan good looking, serta masih berusia muda bila dibandingkan dengan nama lainnya. Bahkan, Prabowo pernah menyebut bahwa salah satu ciri pemimpin ideal adalah yang gagah dan "ganteng" seperti Salahuddin Al-Ayyub.
"Pemimpin muda memang selalu menjadi wabah positif sejak era revolusi kemerdekaan sampai Pilkada Serentak Desember 2015, di mana beberapa daerah sudah memperlihatkan transformasi kepemimpinan kepada yang muda untuk diberi kesempatan menjadi pemimpin lokal di daerahnya," katanya.
Menurut Igor, Sandiaga Uno adalah antitesis calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), baik dari segi sosiologis, identitas dan karakternya. Citranya lebih bisa dipoles dan dibentuk, seperti halnya Joko Widodo dulu yang awalnya tak dikenal menjadi dikenal dan disukai warga DKI.
"Sebagai ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Sandi Uno punya program ekonomi kerakyatan yang cocok bagi Jakarta. Personal brandingnya jauh lebih positif ketimbang negatifnya. Sandi Uno paling pas dicalonkan oleh Partai Gerindra," ujar pengamat dari Universitas Jayabaya itu.
Igor menambahkan, Gerindra saat ini memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta, dan untuk bisa mengusung calon memerlukan minimal 22 kursi. Sehingga, masih membutuhkan tujuh kursi lagi. Merujuk dari kans Sandiaga Uno, sambung Igor, ia juga masuk radar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki 11 kursi di DPRD.
Sehingga mitra koalisi kuat dengan Gerindra untuk Pilgub DKI, kata Igor, adalah PKS dengan total kepemilikan 26 kursi. Hal tersebut dinilainya sudah cukup ideal dalam menghadapi Pilgub pada 2017 terlebih untuk kepentingan dan ideologis Koalisi Merah Putih. Selain dengan PKS, Gerindra juga bisa kembali berkoalisi dengan PDIP yang jelas memiliki 28 kursi.
"Di sini kelebihan Sandi Uno, fleksibilitasnya," ujarnya.
Sebagai kader Gerindra, kata Igor, pilihan Sandiaga Uno konsisten memilih maju lewat partai menunjukan bahwa ia turut melawan arus negatif deparpolisasi. Di mana isu tersebut berhembus kencang saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memilih kembali maju lewat jalur independen.
"Sandi Uno yang paling serius maju di Pilgub DKI 2017, tanpa permusuhan dalam menyerang pribadi Ahok, kecuali program kerjanya untuk warga DKI Jakarta. Apalagi Sandi Uno juga sudah menggaet mantan ketua tim komunikasi Jokowi-Ahok, Budi Purnomo Karjodihardjo sebagai koordinator media centernya. Keseriusan yang dibuktikan dengan kerja nyata adalah poin penting yang dilihat penduduk Jakarta," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar