Selasa, 27 September 2016

Sandi Uno: Warga Jakarta Butuh Pemimpin Baru

Calon Wakil Gubernur dari Politisi Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno mengklaim, bahwa 60% warga Jakarta menginginkan sosok pemimpin baru.
"Pasangan calon Anies-Sandi merupakan jabatan yang dirindukan oleh warga jakarta, 60 persen dari warga jakarta menginginkan pemimpin yang baru, oleh karena itu gerindra menangkap dan merasakan hal yang sama," kata Sandi, usai pendeklarasian Roemah Joean, Senin (26/9/2016) kemarin.
Menurut Sandi, warga Jakarta menginginkan kesejahteraan dapat kembali dengan membuka lapangan pekerjaan untuk warga.
"Bahwa warga jakarta menginginkan kesejahteraan bisa kembali, lapangan pekerjaan bisa dibuka, harga bahan baku dan biaya hidup yang bisa dijangkau," kata Sandi.
Sandi juga mengharapkan pada Pilkada DKI Jakarta 2017, demokrasi yang diajukan ialah demokrasi sejuk.
"Mereka juga ingin jakarta kedepannnya lebih harmonis, dan juga demokrasi yang diajukan adalah demokrasi yang sejuk, demokrasi yang tidak memecah belah masyarakat," katanya.
Menurutnya pasangan Anies-Sandi bukanlah duet politik, melainkan pasangan cagub dan cawagub yang siap bekerja.
"Seperti Anies dapat mensejahterakan bidang pendidikan dan saya menguasai bidang ekonomi dan infrastruktur, semoga dapat membawa jakarta lebih baik dan sejahtera," tutupnya.
Untuk diketahui, simpatisan dan kader partai Gerindra berkumpul resmi deklarasikan Roemah Joeang sebagai pos pemenangan pasangan calon Anies-Sandi di jalan Brawijaya IX, Jakarta Selatan. 

Senin, 12 September 2016

SandiUno, Suasana di Jajaran Pimpinan Partai "Koalisi Kekeluargaan" Tetap Sejuk


Calon Gubernur DKI Jakarta dari Politisi Partai Gerindra Sandiaga Uno angkat bicara mengenai "Koalisi Kekeluargaan" masih solid.

"Alhamdulilah sampai saat ini kita masih tetap bersatu, tentunya dinamika itu sangat lazim dalam politik," kata Sandiaga, usai shalat Idul Adha di Masjid Al Barkah, Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Senin (12/9/2016).
Sandiaga mengatakan ia memahami reaksi dari para kader PPP dan PKB. Namun, ia menegaskan, langkah PKS itu bukan keputusan final di koalisi.
"Prosesnya masih berlangsung, bahwa keputusan akhir itu belum diambil. Keputusan akhir itu milik pimpinan partai koalisi," ujar Sandiaga.
Pria yang digadang-gadang sebagai pesaing bakal calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama, itu juga meyakinkan bahwa para pemimpin partai di koalisi masih memiliki komitmen untuk tetap bersatu.
"Dari pimpinan partai ini mereka masih sangat komit terhadap persatuan dan kekeluargaan," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, riak yang muncul menjelang pemilihan bakal calon wakil gubernur pendampingnya itu dinilainya hanya terjadi di media massa.
"Jadi alhamdulilah kita baca di medianya cukup ramai, tetapi di pimpinan partai sangat sejuk, menghargai, dan berbasis kekeluargaan," ujar Sandiaga.
Tak hanya soal munculnya Mardani, soliditas "Koalisi Kekeluargaan" juga diuji dengan wacana pembentukan poros baru yang dimunculkan pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengklaim, tiga partai akan mendeklarasikan dukungan kepadanya bersama Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Adapun Saefullah juga pernah menyatakan cocok jika menjadi wakil Yusril. Sementara itu, Saefullah juga telah mengikuti fit and proper test bakal calon wakil gubernur yang digelar Gerindra.
Mengenai manuver Saefullah ini, Sandiaga menilai hal tersebut merupakan dinamika politik pilkada yang terjadi sekarang.
"Tentunya kita hargai dan apresiasi. Itu bagian dari dinamika (politik)," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengaku menyampaikan pesan kepada Saefullah bahwa Saefullah yang paling unggul dibandingkan dua kandidat cawagub lain yang diusulkan untuk mendampinginya.
Dua kandidat tersebut adalah Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata Sylviana Murni dan Mardani Ali Sera.
Menurut Sandiaga, Saefullah telah menyampaikan kepadanya bahwa yang terjadi saat ini hanyalah dinamika politik.
"Beliau (Saefullah) sampaikan ini dinamika politik jadi mohon Pak Sandi dimengerti. Saya bilang mengerti sekali dan saya hargai," ujar Sandiaga.

Rabu, 07 September 2016

Jurus Jitu Sandi Uno Untuk Menekan Angka Kriminalitas


Pengusaha Muda dan Calon Gubernur DKI Jakarta dari politisi Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno, prihatin dengan tingkat kriminalitas yang semakin tinggi saat ini.

Untuk menekan tingginya kriminalitas di tengah masyarakat, khususnya di Ibu Kota Jakarta, dia akan memberi perhatian serius. Awalnya, Sandiaga tidak menjadikan kriminalitas sebagai persoalan utamanya jika diberi kesempatan memimpin Jakarta.

"Aspek kriminalitas awalnya bukan menjadi perhatian utama saya. Tapi, setelah melakukan survei belakangan ini, kriminalitas justru menjadi masalah masyarakat yang mengkhawatirkan," kata Sandiaga saat ditemui di daerah Jakarta Selatan.

Menurut Sandiaga, pendidikan akhlak dan perilaku masyarakat dapat menekan angka kriminalitas yang berkembang dewasa ini. Kesejahteraan masyarakat masih sangat rendah, terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah, sehingga potensi kriminal akan semakin tinggi. Dia menilai akar masalah yang dapat dilihat adalah kualitas manusia itu sendiri.

Sandi Uno sapaan akrabnya menilai, anak-anak dan perempuan yang masuk dalam golongan minoritas yang harus dilindungi, tapi justru banyak dijadikan objek kekerasan. Hal itu yang membuat politikus Gerindra da itu prihatin.

"Pengadaan efek jera untuk para pelaku kriminalitas dengan jatuhi hukuman yang berat, itu oke. Tapi, saya kembalikan lagi ke pendidikan dasarnya. Ada yang salah dari pendidikan dasar di Indonesia, khususnya kalau kita bicara dari kacamata bagaimana pendidikan akhlak dan pendidikan perilaku," jelasnya.
Dia menambahkan, jika hasil pendidikan dasar dan perilaku masyarakat, khususnya generasi muda, buruk, maka akan dapat mempengaruhi mereka dalam mencari pekerjaan.

"Memang ada sih anak muda yang sukses. Ada anak muda yang memiliki kinerja bagus, tapi lebih banyak lagi anak muda yang perlu disentuh dasar pendidikannya yang lebih baik lagi," tuturnya.